Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
Februari 28, 2021
Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup - Hallo sahabat Raja Jingling, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Horizon,
Artikel Kisah Hikmah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
link : Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
Anda sekarang membaca artikel Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup dengan alamat link https://rajajingling.blogspot.com/2020/09/pentingnya-usaha-ikhtiar-dan-doa-dalam.html
Judul : Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
link : Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
Tak ada yang jatuh dari langit
dengan cuma-cuma
Semua usaha dan doa...
Jika anda seorang Baladewa sejati, pastinya anda tahu penggalan lirik dari lagu berjudul "Hidup adalah Perjuangan" di atas. Lagu milik band Dewa 19 ini berasal dari album Bintang Lima yang rilis pada tahun 2000 silam. Lirik di atas kurang lebih menggambarkan bahwa Tuhan tidak akan memberikan sesuatu kepada seorang hamba yang tidak mau berusaha dan berdoa.
Usaha dan doa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah kesuksesan akan didapat manakala dibarengi dengan usaha (ikhtiar) yang keras dan doa kepasrahan (tawakkal) kepada Yang Kuasa. Jika keduanya sudah dilakukan, biarlah Tuhan yang menentukan apa kiranya yang terbaik bagi hidup kita.
Islam melarang setiap pemeluknya untuk menganut fatalisme, yaitu paham atau ajaran yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berusaha (ikhtiar) untuk memenuhi segala kebutuhan atau pun keinginan dalam hidup. Dalam pandangan faham ini, hidup setiap manusia dikuasai dan sudah ditentukan oleh nasibnya. Fatalisme adalah paham yang keliru, menyimpang dari ajaran tentang iman pada takdir, penghambat kemajuan, dan penyebab kemunduran umat.
Oleh karenanya, Islam menghendaki agar setiap Muslim mau berusaha sekuat tenaga dengan cara yang halal untuk mengubah nasibnya agar lebih baik. Setiap Muslim/Muslimah diwajibkan untuk berusaha sekuat tenaga agar dapat mewujudkan cita-citanya serta meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu, kita juga mesti berdoa dan tawakkal agar Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah kisah menarik pada zaman Rasulullah SAW yang kiranya bisa kita renungi dan jadikan sebagai pelajaran.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW melihat seorang pengemis yang sedang meminta-minta sedekah di pinggir jalan. Sebenarnya pengemis itu memang berhak mendapat sedekah, baik dari baitul maal atau pun dari para hartawan. Namun, Rasulullah SAW menginginkan agar pengemis itu mau berusaha mengubah nasibnya dan tidak terus menerus menjadi beban bagi orang lain.
ilustrasi via pixabay |
Nabi SAW pun memanggil pengemis tersebut dan lalu bertanya, "Apakah kamu mempunyai sesuatu harta benda di rumah?". Pengemis itu menjawab, "Ya, saya memiliki selembar permadani dan sebuah nampan". Rasulullah kemudian berkata kepada pengemis itu, "Coba kamu ambil dan bawa kesini kedua harta bendamu itu!". Pengemis itu pun pulang ke rumahnya untuk mengambil dua macam benda miliknya tersebut.
Setelah kembali ke hadapan Rasulullah dan membawa dua benda tersebut, Rasulullah SAW kemudian menawarkan kedua barang tersebut kepada para sahabatnya seraya berkata, "Siapa di antara kalian semua yang berminat untuk membeli kedua barang ini?"
"Saya wahai Rasulullah, saya bersedia membayarnya dengan harga lima dirham", jawab salah seorang sahabat.
Rasulullah SAW kemudian menawarkan kembali kedua barang tersebut kepada para sahabatnya yang lain untuk mencari siapa di antara para sahabatnya itu yang berani membayar lebih mahal untuk membeli kedua barang tersebut. Akhirnya, ada seorang sahabat yang bersedia membayar kedua barang itu dengan harga lima belas dinar.
Setelah jual beli berlangsung, uang hasil penjualan tersebut kemudian diserahkan oleh Rasulullah SAW kepada pengemis tersebut. Rasulullah SAW menyuruh orang tersebut agar mempergunakan uang itu untuk modal usaha dengan mencari kayu bakar untuk dijual, yang hasil penjualannya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Dalam kisah lain, suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh salah seorang sahabatnya yang mengendarai seekor unta. Nabi SAW kemudian bertanya kepadanya, "Apakah kamu datang ke sini dengan mengendarai unta?". "Betul wahai Rasulullah", jawabnya.
Rasulullah bertanya lagi, "Apakah untamu sudah kamu tambatkan?". Sahabat tersebut menjawab, "Belum wahai Rasulullah, karena aku bertawakkal (pasrah) kepada Allah SWT". Selanjutnya, Rasulullah berkata kembali kepada sahabatnya tersebut, "Seharusnya kamu tambatkan dulu untamu, barulah kemudian bertawakkallah kamu kepada Allah SWT".
Demikianlah Artikel Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup
Sekianlah artikel Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pentingnya Usaha (Ikhtiar) dan Doa dalam Menjalani Hidup dengan alamat link https://rajajingling.blogspot.com/2020/09/pentingnya-usaha-ikhtiar-dan-doa-dalam.html