Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini - Hallo sahabat Raja Jingling, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pengetahuan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini
link : Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Baca juga


Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Film Alangkah Lucunya Negeri Ini yang dibintangi oleh Reza Rahardian pemeran utama sebagai Muluk merupakan film karya anak bangsa yang menceritakan kehidupan berbagai lapisan masyarakat pada saat ini. 

Pada film ini mengandung berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat umum seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik (pemerintah). 

Pertama, masalah sosial pada pendidikan dibahas dengan menampilkan refleksi realita sosial bahwa di Indonesia terdapat banyak sarjana muda yang menjadi pengangguran karena kesulitan mencari pekerjaan. Hal ini menjadikan tokoh yang diperankan oleh Muluk sangat merepresentasikan keadaan para sarjana muda di Indonesia yang sangat miris. 

Kemudian, yang sangat memprihatinkan adalah adanya sekelompok pencopet bertemu Muluk dan membawanya menjadi seorang Human Research Development untuk mengorganisasi keuangan hasil pencopetannya.

Penyelesaian masalah tema pendidikan ini, pemeran utama Muluk mencoba melakukan pendekatan kepada para pencopet untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan baca tulis, budi pekerti, nasionalisme, hingga agama yang dibantu dua rekannya yang juga sarjana pengangguran. Meskipun pada awalnya para pencopet merasa kesulitan, namun pada akhirnya mereka pun paham bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting.

Kedua, pada tema pengangguran menjadi masalah sosial yang sangat menyedihkan karena banyak lulusan perguruan tinggi yang pandai menguasai suatu ilmu namun tidak menerapkan bidang keilmuannya untuk ke bidang dikuasainya. 

Pada film ini menggambarkan jelas tentang keresahan sarjana manajemen yang mencari pekerjaan selama kurang lebih dua tahun dan akhirnya bertemu kawanan pencopet dan masuk menjadi bagian HRD yang mengelola hasil copetannya. 

Tujuannya memanglah baik karena hasil 10% nya untuk menjadi modal usaha menjadi pengasong, supaya mereka beralih profesi menjadi baik. Namun tak disangka, niat baik tersebut diketahui oleh orang tua Muluk dan berkata bahwa hasil copet tersebut sangat haram. 

Hingga pada kemudian hari, Muluk selaku HRD tertangkap oleh pihak yang bertanggung jawab dan membawanya ke ranah hukum karena telah melakukan pencopetan di berbagai tempat. Para anak jalanan (pencopet) berhenti melakukan pekerjaan haram tersebut digantikan dengan berjualan asongan guna memenuhi kebutuhan hidup makanan dan minuman di setiap harinya. Nah, inilah yang menjadi suatu penyelesaian masalah pada tema pengangguran.

Ketiga, masalah sosial tema pemerintahan mencakup sindiran tentang pemerintahan di Indonesia yang kotor terkait kasus korupsi merebak sangat memprihatinkan dimana-mana. 

Pada film tersebut terdapat dialog antara Samsul dan para pencopet lainnya ketika mereka bertanya apa pentingnya pendidikan bagi para pencopet. Kemudian Samsul menjawab “Dengan mempunyai pendidikan, mereka bisa bekerja di kantor besar. Mereka juga mempunyai kesempatan untuk mencopet brankas kantor dan akan mendapatkan hasil lebih besar dari apa yang mereka lakukan selama ini. Status mereka pun bukan menjadi pencopet lagi. Mereka akan naik kelas menjadi koruptor atau tikus kantor”.

Itulah jawaban Samsul yang membuat para pencopet lainnya menjawab serentak, “Saya ingin menjadi koruptor!“. Dalam hati sang HRD pun berkata “Alangkah lucunya negeri ini". Pemerintahan di Indonesia memang masih banyak para penghianat negeri yang berkedok seperti orang bijak dan pintar, namun tidak ada hati nuraninya. Pikiran mereka hanya dililit oleh finansial dan keegoisan mereka saja.



Demikianlah Artikel Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Sekianlah artikel Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Contoh Analisis Masalah Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini dengan alamat link https://rajajingling.blogspot.com/2020/11/contoh-analisis-masalah-sosial-film.html