Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid

Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid - Hallo sahabat Raja Jingling, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Profil Tokoh, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid
link : Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid

Baca juga


Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid

Dr. KH. Idham Chalid adalah seorang Ulama sekaligus Politisi Indonesia yang banyak berkiprah dalam sejarah perjalanan negeri ini. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia (1956-1959) dan pernah juga menjabat sebagai Ketua DPR/MPR (1971-1977). Selain aktif di dunia politik, beliau juga aktif dalam kegiatan syiar agama dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1956 hingga tahun 1984 . 


KH. idham Chalid
via nasional.tempo.co

Dr. KH. Idham Khalid lahir di Satui, Kalimantan Selatan pada 27 agustus 1921. Beliau merupakan putra sulung dari lima bersaudara. Ayahnya berdarah Melayu Banjar asli, sedangkan ibunya campuran Banjar dan Melayu serta Bugis. Ayahnya, H Muhammad Chalid adalah seorang penghulu asal Amuntai yang berjarak sekitar 200 km dari Kota Banjarmasin. Saat berusia enam tahun, Idham kecil ikut keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah Tangga Ulin, kampung halaman leluhur ayahnya. 

Semenjak kecil, Idham memang dikenal sangat cerdas dan pemberani. Beliau memiliki bakat berpidato dimana hal itu menjadi modal penting baginya saat terjun di dunia politik. Pada tahun 1942, Idham Chalid menamatkan pendidikannya di Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Beliau menguasai secara aktif bahasa Arab, Inggris, dan Belanda, serta secara pasif bahasa Jerman dan Prancis. Beliau juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Menjelang kemerdekaan, Idham Chalid aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. Namanya tercatat sebagai sosok sentral dalam pergerakan untuk mempertahankan kemerdekaan di Kalimantan sebagai kaum intelektual. Setelah Indonesia merdeka, Idham masuk ke gelanggang politik dan berkiprah di DPR lewat partai Masyumi. Namun ketika NU memisahkan diri dari Masyumi, Idham lebih memilih bergabung dengan NU yang menjadi partai politik pada 1952. Saat Pemilu 1955, NU bahkan menempati peringkat ketiga di bawah PNI dan Masyumi.

Dr. KH. Idham Chalid adalah salah seorang Ulama sekaligus politisi berpengaruh pada masanya. Nama beliau tercatat sebagai salah satu tokoh besar bangsa ini yang banyak berkiprah pada zaman Orde Lama maupun Orde Baru. Berbagai peran dalam berorganisasi telah beliau lakoni sebagai pengabdian beliau terhadap agama dan bangsa ini. Peran-peran beliau secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Pada masa perang kemerdekaan RI aktif sebagai anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan pada tahun 1947 beliau menjadi anggota Serikat Kerakyatan (SKJ).
  • Menjadi anggota DPR pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (1949-1950).
  • Menjabat Ketua Umum Pengurus Besar NU (1956-1984).
  • Menjabat Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo (1956-1957). 
  • Menjabat Waperdam II dalam Kabinet Juanda (1957-1959).
  • Menjabat Menteri Kesejahteraan Rakyat (1967-1970).
  • Menjadi Ketua DPR/MPR (1971-1977).
  • Menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pada tahun 1977-1983.
Selain aktif di dunia politik, sebagian besar kiprah KH. Idham Chalid juga dihabiskan di lingkungan Nahdlatul Ulama. Beliau memulai karirnya di NU dengan aktif di GP Ansor, ketua PB Ma’arif, sekjen partai hingga akhirnya menduduki pucuk pimpinan organisasi tersebut. Pada usia 34 tahun, beliau dipercaya untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dari tahun 1956 hingga tahun 1984. Posisi beliau kemudian digantikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ditandai dengan fase Khittah 1926 dimana NU kembali menegaskan diri sebagai ormas yang tidak terlibat politik praktis serta tidak berafiliasi terhadap partai mana pun.

Dalam bidang dakwah dan pendidikan, Dr. KH. Idham Chalid ikut membidani berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama/ UNNU (Sekarang Universitas Islam Nusantara) bersama K.H Subhan Z.E., K.H. Achsien, K.H. Habib Utsman Al-Aydarus, dan lain-lain pada 30 November 1950. Selain itu, beliau juga aktif memberikan ceramah di berbagai tempat dan mendirikan perguruan Islam Al-Ma'arif di Cipete, Jakarta pada tahun 1956.

Setelah mengabdikan hidupnya bagi perjuangan agama dan bangsa, Dr. KH. Idham Chalid wafat di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2010 pada usia 88 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Atas jasa-jasanya, KH. Idham Chalid juga diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011. Beliau menjadi putra Banjar ketiga yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional setelah Pangeran Antasari dan Hasan Basry. (Diolah dari berbagai sumber



Demikianlah Artikel Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid

Sekianlah artikel Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Biografi Singkat Dr. KH. Idham Chalid dengan alamat link https://rajajingling.blogspot.com/2020/09/biografi-singkat-dr-kh-idham-chalid.html